Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI. Tampilkan semua postingan

2016-08-14

Kesalahan Paling Umum yang Menyebabkan Gagalnya Strategi Pemasaran Social Media

DR
Social media itu gila.
Kalau kita lihat brand-brand besar yang punya akun di social media, mereka punya banyak like dan retweet setiap kali menerbitkan post baru. Selain itu, banyak orang yang mengaku berhasil memanfaatkan Facebook, Twitter, BBM, dll. untuk berjualan.

Dari situ kita tertarik…tapi ketika kita yang coba, hasilnya mengecewakan. Sudah buat akun/page, profilnya sudah lengkap, sudah punya banyak konten yang menarik, tapi follower masih juga di angka ratusan. Atau sudah punya follower tapi pembeli tidak bertambah. Supaya tidak kecewa dengan strategi social media marketing anda, mari kita lihat kesalahan-kesalahan apa saja yang sering dilakukan di social media.

#1 – Berharap penjualan langsung dari social media

Terakhir kali membuka aplikasi Facebook, Twitter, atau Instagram di smartphone, apa tujuan anda? Ingin membeli sesuatu……atau sekedar melihat-lihat foto dari teman dan keluarga? Biasanya sih yang kedua.
Coba lihat gambar ini:

Pengaruh social media

94% menggunakan social media untuk tujuan keluarga dan teman. Entah itu melihat foto, chatting, atau membaca status. Bahkan 62% merasa social media tidak mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli. Seperti itu faktanya. Jadi kalau anda aktif di social media sebagai brand, jangan berharap akun-akun anda yang di-update 10x sehari bisa langsung meningkatkan penjualan. Tunggu dulu… Kalau memang seperti itu, lalu kenapa ada banyak akun brand si social media yang berhasil mendapatkan banyak follower?
Ini alasannya: 

Solusi kesalahan #1:
Kita sudah tahu bahwa sebagian besar orang menggunakan social media bukan untuk langsung membeli. Meskipun ada juga sebagian kecil yang seketika langsung membeli, istilahnya ‘impulse buyer’. Tapi hanya sebagian kecil, sangat kecil.

Oleh karena itu, tujuan kita aktif di social media bukan untuk menjual. Melainkan untuk membangun brand. Social media bukan untuk menghasilkan penjualan langsung, melainkan reputasi dan brand Click To Tweet Memang Facebook dan kawan-kawan tidak aktif dalam menghasilkan penjualan, tapi social media bisa membuat mereka mengenal dan merasa erat dengan kita. Inilah yang dalam jangka panjang akan berdampak positif. Sekarang, coba lihat lagi akun-akun brand yang sukses menggunakan social media. Apa yang mereka lakukan disana?

#2 – Selalu berbicara tentang diri sendiri

Sebetulnya kesalahan kedua ini bukan hanya sering terjadi di social media marketing, di seluruh strategi marketing juga seperti ini. Tapi kita fokus dulu ke social media. Pertama-tama, tadi sudah kita bahas mengenai apa sih yang orang-orang lakukan di social media. Sebagian besar (hampir semua) untuk teman dan keluarga. Lebih detailnya, inilah yang kita lakukan di social media:

top 10 penggunaan social media

Ini terjemahan dari infografis yang dibuat oleh GlobalWebIndex. Lihat daftar tersebut. Dari 10 penggunaan terpopuler, apakah ada yang “mencari produk terbaru yang dijual oleh perusahaan X”? Tidak ada. Mereka tidak peduli dengan kita. Mereka mampir ke social media untuk mencari kabar tentang teman atau keluarga, atau mencari konten yang menarik. Makanya, kalau anda setiap hari hanya membuat post tentang produk terbaru, daftar harga produk, dan sejenisnya, tidak akan ada yang tertarik dengan anda.

Solusi kesalahan #2:

Jangan melawan arus. Kita sudah tahu apa yang dicari oleh orang-orang di social media. Sediakanlah apa yang mereka cari. Salah satunya, konten yang menarik. Karena tidak ada orang yang ingin tahu tentang bisnis anda, anda harus membuat konten yang menarik bagi mereka. Dengan begitu, barulah akun anda layak untuk di-follow. Ini salah satu contoh penggunaan social media yang luar biasa, oleh Zenius: Konten yang mereka buat selalu menarik minat banyak orang, tapi topiknya tetap relevan dengan produk yang dijual. Lihat saja jumlah like-nya. Semua post yang diterbitkan selalu mendapatkan lebih dari 10 ribu like.

#3 – Menganggap konten adalah raja

“Konten adalah raja”, ungkapan ini sering kita temui di bidang-bidang marketing lain. Karena memang benar, tanpa konten yang berkualitas mustahil bisa mendapatkan hasil yang bagus. i social media berbeda. Kualitas konten masih penting, sangat penting. Tapi ada yang lebih penting…konteks dari konten tersebut.
Konteks adalah sesuatu yang melatarbelakangi sebuah kejadian, ide, pernyataan, atau gagasan sehingga semuanya terhubung dan bisa dipahami dengan jelas.
Di kesalahan nomor 2 tadi sudah disebutkan bahwa salah satu penggunaan social media adalah untuk mendapatkan konten yang menarik. Tapi bukan sekedar menarik. Kalau cuma menarik sih, kita ambil gambar lucu dari situs seperti 9GAG atau video iklan Thailand yang membuat terharu juga sudah beres. Banyak yang bakal memberikan share, like, retweet…karena menarik.
Tapi apakah ini berdampak positif terhadap pemasaran? Tidak. Justru sebaliknya. Apabila apa yang kita share melalui social media tidak sesuai konteks, maka orang-orang yang tertarik bukanlah orang yang tepat sasaran. Yang datang justru mereka yang tidak tertarik untuk membeli produk atau menggunakan jasa anda. Meskipun banyak like/follower, tapi percuma.

Solusi kesalahan #3:

Buat buyer persona. Buyer persona adalah profil atau gambaran dari orang-orang yang akan tertarik dan mampu untuk membeli dari anda. Misalnya kalau anda memasarkan produk suplemen fitnes, maka persona-nya adalah orang-orang yang rutin ke gym untuk melatih otot. Bukan orang lain. Setelah itu cari tahu konten apa yang membuat mereka tertarik. Jangan membuat konten yang terlalu umum, apalagi konten yang tidak menarik bagi buyer persona anda.

#4 – Menggunakan social media dengan cara yang salah

Coba diresapi sejenak: Social media…media sosial……media dimana orang-orang bersosialisasi. Artinya, dalam social media marketing anda juga harus bersosialisasi dengan orang lain. Bukan cuma posting sendiri ke akun sendiri. Inilah kesalahan yang paling sering dilakukan oleh orang yang baru terjun ke social media marketing…cuma membuat post, tanpa bersosialisasi. Bayangkan… Kalau anda belum punya traffic dari luar, belum punya follower, dan yang anda lakukan setiap hari hanya membuat konten baru tanpa  bersosialisasi keluar. Seperti berteriak-teriak di ruangan kosong. Tidak akan didengar oleh orang lain, seberapa menariknya pun konten anda.
 
Facebook page kosong

Solusi kesalahan #4:

Sebagian besar orang melakukan social media marketing dengan tujuan ingin mendapatkan traffic, yang ujungnya menjadi pembeli. Kalau anda sudah punya sumber traffic lain, misalnya blog/website, iklan, dll. kemudian menjadikan social media tempat berkomunikasi dengan mereka, ini tidak masalah. Tapi kalau tujuannya mendapatkan traffic, anda harus bersosialisasi……ke luar dan ke dalam. Bersosialisasi ke luar artinya kita mencari tempat yang banyak orangnya di social media, seperti Facebook Groups misalnya.

Ini yang kita lakukan di sana:
  • Membuat post yang menarik
  • Menjawab pertanyaan-pertanyaan orang lain
  • Berdiskusi yang bermanfaat
  • Mengundang mereka ke tempat anda
Dengan demikian, anda akan mulai mendapatkan traffic dan follower. Sedangkan bersosialisasi ke dalam artinya kita berkomunikasi dengan orang-orang yang menulis komentar dan mention untuk akun anda. Tunjukkan bahwa anda adalah manusia, bukan robot.

#5 – Menggunakan cara licik untuk mendapatkan follower dan like

Ada orang-orang yang menjual follower di Twitter dan like di Facebook dengan harga yang sangat murah. Seperti ini:

Jual follower Twitter

Sebenarnya ini bukan penipuan, mereka betul-betul akan memberikan ratusan, bahkan ribuan follower dan like di Twitter dan Facebook dengan harga Rp 50ribu. Enak kan? …sama sekali tidak. Ini alasannya:
Facebook punya algoritma yang menganalisa tingkat interaksi antara sebuah page dengan orang-orang yang me-like halaman itu. Kalau anda membeli follower, orang-orang yang anda beli itu sama sekali tidak tertarik dengan  anda. Mereka tidak akan berinteraksi sama sekali. Nah, ketika interaksinya rendah maka algoritma tadi secara otomatis akan menganggap bahwa page anda adalah spam. Setelah itu, seluruh post anda tidak akan pernah masuk ke News Feed mereka. Semuanya ter-filter secara otomatis. Dengan kata lain, kalau anda membeli like di Facebook berarti anda membunuh page anda sendiri.

Solusi kesalahan #5:

 Jangan membeli like dan follower.Carilah follower dengan cara yang sah, yaitu dengan membuat konten yang menarik. Jangan cari follower yang tidak akan tertarik dengan konten anda.

#6 – Menggunakan prinsip 4P, bukan 4E

Apaan tuh, 4P 4E? 4P, atau istilah lainnya marketing mix atau bauran pemasaran, ini:
  • Product
  • Price
  • Promotion
  • Place
Marketing mix adalah sebuah metode yang kita gunakan untuk melakukan identifikasi, dimana sih “posisi” bisnis kita apabila ditinjau dari keempat hal tersebut. Dengan mengetahui posisinya, maka kita bisa merencanakan strategi pemasaran yang tepat. Setiap kali ada kelas tentang marketing, pasti 4P ini diajarkan. Sayangnya, banyak orang yang salah tangkap……mereka menganggap bahwa ketika melakukan pemasaran di social media (dan media lain) mereka harus berbicara tentang 4P:
  • Product: berbicara tentang keunggulan produknya
  • Price: memberitahu harga produk, memberikan diskon
  • Place: memberitahu lokasi toko
  • Promotion: mengajak mereka untuk membeli
Ini 100% salah. Kalau anda melakukan hal ini di social media, tidak akan ada yang peduli. Semua follower akan pergi.

Solusi kesalahan #6:

4P itu hanya dilakukan di belakang layar, bukan untuk dikomunikasikan secara langsung kepada orang lain. Sebaliknya, lakukan 4E:
  • Engage: ajak mereka berinteraksi
  • Educate: buat konten yang informatif, mendidik, bermanfaat
  • Excite: buat konten yang membuat mereka antusias agar mereka kembali lagi kepada anda
  • Evangelize: buat mereka supaya merekomendasikan produk anda kepada orang lain
Ketika anda berhasil melakukan keempat hal ini, maka strategi pemasaran social media anda sukses.

#7 – Social sebagai satu-satunya media pemasaran

Misalkan anda sudah punya 100 ribu follower di Twitter. Keren……tapi apa yang terjadi ketika ada sesuatu yang terjadi dengan akun anda. Bagaimana kalau akun anda ditutup oleh Twitter? Atau bagaimana kalau Twitter (dan Facebook) suatu saat jadi tempat yang tidak efektif lagi untuk memasarkan bisnis? Angka 100 ribu itu jadi percuma. Parahnya lagi, anda tidak punya kontak langsung terhadap 100 ribu orang tersebut. Kalau anda tidak lagi menggunakan Twitter, anda tidak bisa memindahkan mereka ke tempat lain. Social media tidak mengijinkan anda untuk mendapatkan kontak mereka. Bayangkan kalau anda terbiasa mendapatkan pembeli dari social media, sumber penghasilan utama anda dari social media. Kemudian seketika dalam 1 hari hilang semua.
Anda akan mengulang lagi dari nol.
Itulah kelemahan terbesar dari social media.

Solusi kesalahan #7:

Dalam pemasaran online, kita mengenal 4 jenis media:
  • Owned media: milik kita sepenuhnya. Misalnya website, email list, blog
  • Paid media: iklan berbayar
  • Earned media: kustomer loyal yang merekomendasikan bisnis anda
  • Rented media: social media (Facebook, Twitter, dll.)
Kita hanya menumpang di social media, menyewa tempat (rent). Orang-orang yang mengikuti anda di sana bukan milik anda, mereka miliknya Mark Zuckerberg, pendiri Facebook.
Anda harus sadar bahwa paid dan rented media itu hanya sarana untuk mengembangkan owned dan earned media, media yang 100% milik anda.
Social media hanya kita manfaatkan untuk membangun brand.
Jangan sampai anda dan kustomer anda menganggap bahwa social media lah ‘rumah’ anda. Buat website anda sendiri (owned media), dan bawa mereka ke sana.
Jangan lakukan ini:
  • Mencari ‘pembeli langsung’ di social media
  • Menggunakan FB Ads untuk langsung mendapatkan pembeli
  • Membuat konten hanya di social media
  • Membuka “toko” di social media
Lakukan ini:
  • Bangun brand di social media
  • Gunakan FB Ads untuk mendapatkan kontak mereka
  • Buat konten di website sendiri, gunakan social media sebagai tempat distribusinya
  • Bawa orang yang ingin membeli ke website anda
Intinya, kembangkan sendiri owned media anda. Jangan 100% mengandalkan tempat yang bukan milik anda.
Dan pada akhirnya owned media harus lebih besar daripada rented media.

Sekarang saatnya melakukan yang benar

Anda sudah menyadari 7 kesalahan paling umum dalam social media marketing, sekarang saatnya kita mempelajari lebih lanjut mengenai strategi yang benar.
BeSmart


-Semoga Bermanfaat-

Belajar Strategi Pemasaran di Media Sosial untuk Membangun Brand Bisnis Anda

Social media itu sarana pemasaran yang terlalu dibesar-besarkan.
Coba lihat statistiknya, sepertinya luar biasa tahun 2015 ada 38 juta pengguna internet di Indonesia, 79% di antaranya aktif menggunakan social media minimal sekali sebulan.

http://pusatteknologi.com/wp-content/uploads/2015/05/bisnis-online-di-sosial-media-300x284.png

Tapi dalam prakteknya tidak demikian. Sebagian besar orang yang melakukan social media marketing menyerah dalam hitungan bulan. Karena tidak ada hasil positif yang mereka dapatkan ke bisnisnya. Bisa dikatakan gagal.

Tunggu dulu…saya luruskan sebelum pada protes. Social media marketing itu tidak jelek. Banyak orang yang gagal karena memang sangat mudah untuk terjebak di jalur yang salah ketika memanfaatkan social media.
Hanya ini yang biasanya dilakukan dan diajarkan:
  • Buat akun, hiasi dengan foto & lengkapi profilnya
  • Buat post yang menarik untuk mendapatkan like/retweet
Itu saja tidak cukup. Sangat tidak cukup. 

Baca Juga:

Agar upaya  yang anda lakukan tidak sia-sia silahkan lanjutkan membaca. Dalam panduan ini anda akan mempelajari seperti apa strategi pemasaran social media yang sesungguhnya.

1. Tentukan SATU social media utama

Satu, tidak lebih.
Mengapa cuma satu? Bukannya lebih banyak lebih bagus?
Memang betul. Idealnya semakin banyak kita muncul di hadapan orang lain, akan semakin cepat kita dikenal.
Tapi ada beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan:
  1. Waktu
  2. Biaya
  3. Tenaga manusia
  4. Ilmu
Kalau anda tidak punya masalah dengan keempatnya, silahkan pilih lebih dari 1. Social media marketing itu tidak sederhana. Bukan cuma sekedar posting tweet yang lucu atau upload gambar meme. Dan yang terpenting, tidak diotomatiskan dari social media A ke B.
Anda akan sadar alasannya nanti.
Intinya, anda sebagai pemain baru tidak akan bisa langsung aktif di banyak social media sekaligus. Ini justru akan berdampak buruk.
Karena itu, pilih social media berdasarkan:
  • Ukuran: lebih besar lebih baik, tapi belum tentu
  • Audiens: dimana mayoritas orang-orang yang anda targetkan
  • Konten: tempat yang efektif untuk video, gambar/foto, teks tidak sama
Mari kita bahas satu per satu.
Ini grafik penggunaan social media di Indonesia dari We Are Social:

Social media terpopuler

Facebook menempati posisi tertinggi sebagai social media dengan jumlah pengguna terbanyak, disusul oleh Twitter.
Lebih lanjut, grafik berikut adalah grafik penggunaan social media di Indonesia berdasarkan rentang umur (2013):

Demografi social media Indonesia

Dari 2 grafik ini, terlihat bahwa Facebook merupakan social media yang paling superior dibandingkan beberapa saingan yang lain.

Apakah ini artinya Facebook paling bagus? Bisa jadi…tapi belum tentu.

Ukuran dan umur memang 2 faktor utama dalam menentukan social media untuk keperluan pemasaran. Dalam hal ini, Facebook dan Twitter lebih unggul.
Tapi ini masih dipengaruhi lagi oleh audiens dan industri anda. Untuk semakin memastikan pilihan anda, mari kita lihat karakteristik dari masing-masing social media:

Gunakan Facebook kalau:

Anda tidak ingin ambil pusing. Hampir semua orang ada di Facebook dalam berbagai minat dan usia. Kemungkinan besar target pasar anda juga ada di Facebook. Tetapi karena volume yang sangat besar, Facebook punya filter yang ketat. Secara organik, hanya kurang dari 1% dari orang yang mengikuti Page anda akan berinteraksi. Maka dari itu, anda mungkin akan sangat mengandalkan iklan. Selain itu, jenis konten di Facebook lebih beragam. Ada banyak pilihan mulai dari sekedar teks, gambar, video, dan link. Kalau anda memanfaatkan Facebook, ada baiknya anda tidak fokus hanya di salah satu jenis. Terakhir. Frekuensi konten di Facebook rendah, tapi kualitasnya harus tinggi.

Gunakan Twitter kalau:

Target pasar anda berusia muda. Seperti grafik di atas, Twitter lebih populer di golongan usia 18-35 tahun. Lebih dari itu, sangat jarang yang menggunakan Twitter. (Tetapi golongan usia semakin lama akan semakin merata) Di satu sisi, pengguna Twitter Indonesia lebih tertarik dengan konten-konten singkat dan bersifat santai. Di sisi lain, banyak pula pengguna Twitter yang lebih suka dengan link ke website. Jadi, lihat kembali apa yang anda pasarkan dan seperti apa konten anda. Kalau apa yang anda promosikan bisa dikonsumsi dalam 140 huruf atau bisa menarik orang lain untuk mengunjungi website anda, gunakan Twitter. Karena tidak ada filter, menjangkau follower di Twitter lebih mudah dibandingkan Facebook. Maka dari itu, frekuensi konten di Twitter sebaiknya lebih tinggi daripada Facebook.

Gunakan Instagram kalau:

Apa yang anda pasarkan bisa disajikan dalam foto yang indah. Kalau anda tidak bisa menyediakan foto yang indah atau kalau sesuatu yang anda pasarkan tidak mampu dijadikan foto, jangan gunakan Instagram. Golongan usia di Instagram juga saat ini lebih rendah. Berdasarkan grafik di atas, pengguna Instagram di Indonesia yang berusia lebih dari 45 tahun hampir tidak ada. Instagram mudah untuk dikelola bersama Facebook atau Twitter. Ini karena konten di Instagram sebagian besar hanya berupa gambar. Gambar yang anda upload di Instagram bisa digunakan kembali untuk konten di Facebook atau Twitter. Selain itu, tingkat interaksi oleh follower di Instagram jauh lebih tinggi.

Gunakan Google+ kalau:

Anda punya konten di website dan ingin mendapatkan peringkat tinggi di Google. Yang unik dari Google+, ketika follower anda menggunakan Google Search maka hasil pencarian dari orang-orang yang mereka follow akan mendapatkan peringkat lebih tinggi. Jadi meskipun Google+ tidak ramai, tapi masih layak untuk dipakai. Dalam beberapa industri, ada komunitas di Google+ yang jauh lebih aktif daripada Facebook. Sebaiknya anda coba mencari komunitas ini, kalau ada.

Gunakan LinkedIn kalau:

Anda adalah B2B, bisnis ke bisnis. Bukan B2C, bisnis ke konsumen. Dengan kata lain, gunakan LinkedIn kalau target pasar anda adalah bisnis, bukan perorangan. Ini karena LinkedIn dipenuhi oleh para profesional dan pemilik bisnis.

2. Tetapkan kepribadian yang anda gunakan

Kalau anda mengikuti beberapa akun brand di social media, akan pasti sadar bahwa kepribadian dari akun-akun tersebut berbeda.
Ada yang santai:
Kepribadian Line
Ada yang serius:
Kepribadian Garuda
Tidak ada yang salah, keduanya bagus. Tapi ada 2 hal yang harus diperhatikan:
  • Mana yang mencerminkan bisnis anda
  • Mana yang tepat untuk audiens anda
Terutama karena di Indonesia kita punya bahasa baku dan bahasa pergaulan. Pastikan anda memilih yang tepat, dan gunakan secara konsisten. Kalau target pasar anda berusia dewasa, akan aneh kalau menggunakan bahasa yang terlalu santai.

Oh ya, ‘serius’ bukan berarti ‘kaku’.

Kata-kata yang anda gunakan di social media akan mencerminkan bisnis anda. Tidak ada yang suka berteman dengan orang yang bicaranya kaku seperti robot. Ini beberapa kepribadian yang harus anda tentukan di awal:

Kepribadian brand di social media

Untuk memilih kepribadian mana yang sebaiknya anda gunakan, jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
  1. Kalau brand anda adalah manusia, seperti apa kepribadiannya?
  2. Seperti apa karakter dan gaya bicara dari audiens anda?
  3. Seperti apa hubungan yang ingin anda bangun dengan mereka?
  4. Apa tujuan konten anda? Kepribadian apa yang tepat untuk konten tersebut?
  5. Kesan apa yang ingin anda peroleh dari orang lain?

3. Strategi konten untuk social media

Inilah bagian terpenting dalam social media marketing. Tanpa memiliki konten yang menarik, semua hal yang anda lakukan di social media akan percuma. Ada banyak hal yang bisa dibahas mengenai konten. Lebih spesifik untuk masing-masing social media akan dibahas dalam bab selanjutnya. Untuk sekarang, kita akan bahas konsep dasarnya. Kesuksesan dalam social media marketing ditentukan oleh 3 hal:
  1. Kualitas konten
  2. Pemilihan waktu posting
  3. Frekuensi posting
Meskipun kualitasnya tinggi, tapi kalau anda salah dalam memilih waktu maka hasilnya akan kurang maksimal. Demikian pula untuk frekuensi/jumlah. Tidak hanya itu…kita sudah mengenal beberapa jenis konten: teks, link, gambar, dan video. Ternyata tidak semua jenis konten tersebut akan mendapatkan jumlah interaksi yang sama. Konten jenis tertentu akan mendapatkan lebih banyak like/share/retweet. Mari kita bahas satu per satu.

Jenis post di social media

Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan oleh Twitter, inilah jenis tweet yang mendapatkan retweet terbanyak:

Retweet terbanyak

Persentase di atas merupakan angka penambahan dibandingkan dengan tweet yang biasa. Jadi tweet dengan hashtag mendapatkan +16% daripada tweet biasa, foto mendapatkan 35%, video 28% dan seterusnya. Di Facebook sedikit berbeda…inilah jenis post yang mendapatkan hasil terbaik di Facebook:

Facebook organic reach

Data di atas merupakan hasil analisa dari Locowise. Link mendapatkan jumlah jangkauan terbesar, hingga 18% untuk Page yang memiliki like di atas 10 ribu. Disusul teks dan foto dengan jangkauan antara 7-11%. Oleh karena itu, kalau anda ingin menjangkau banyak orang di Facebook usahakan menggunakan link.

Tema konten

Dari grafik-grafik di atas, kita sudah tahu bahwa link adalah jenis konten terbaik untuk social media marketing. Disusul oleh foto dan teks.

Tapi apa isi dari link, foto, dan teks tersebut?

Berdasarkan artikel dari HubSpot ini, berikut adalah tipe konten yang paling banyak mendapatkan share ke social media:
  1. List-post: artikel berupa daftar [22.14%]
  2. Why-post: artikel penjelasan ‘mengapa’ [22.32%]
  3. Videos: [18.94%]
  4. How-to: artikel panduan [18.42%]
  5. What-post: artikel penjelasan ‘apa’ [17.88%]
Jadi kesimpulannya, post yang mendapatkan jangkauan terbesar di social media adalah yang berupa link. Link yang terpopuler adalah yang berisi artikel berupa daftar (contoh).

Masih ada lagi……berdasarkan analisa yang dilakukan oleh OKDork dan BuzzSumo terhadap 100 juta artikel, ternyata yang mendapatkan share terbanyak adalah yang mampu membangkitkan perasaan.
Inilah perasaan yang paling banyak mendapatkan share:

Popular-Emotions

Perasaan yang paling tinggi yaitu:
  1. Awe (kagum)
  2. Laughter (lucu, tertawa)
  3. Amusement (hiburan)
  4. Joy (bahagia)
  5. Anger (marah)
  6. Empathy (empati)
Jenis post terbaik adalah link menuju artikel daftar (list post) yang disertakan foto dan mampu membangkitkan perasaan kagum. Idealnya seperti itu, Tapi pada prakteknya, harus anda kombinasikan sendiri. Karena tidak semua industri, target pasar, dan demografi memiliki ketertarikan yang sama.

Frekuensi  dan waktu posting

Seperti yang sudah dijelaskan tadi, frekuensi optimal untuk Facebook, Twitter, dan social media lainnya berbeda-beda. Ada yang lebih bagus kalau banyak, ada juga yang sebaiknya tidak terlalu banyak.
Inilah frekuensi optimal untuk masing-masing social media:
  • Facebook: maksimal 2x sehari dan 5-10x seminggu
  • Twitter: 5x sehari atau lebih
  • LinkedIn: 1x per hari dan 20x per bulan
  • Google+: maksimal 3x sehari
  • Pinterest: 5x sehari atau lebih
  • Instagram: 1-2x sehari atau lebih
Itu untuk frekuensi, sekarang waktunya…jam sibuk atau jam kosong, mana yang lebih optimal? Tidak semudah itu. Kalau kita menulis pada jam sibuk, maka konten kita akan dengan cepat tertutup oleh orang lain. Akhirnya tidak terlihat. Sedangkan pada jam kosong hanya sedikit orang yang aktif. Jawabannya berbeda-beda, tergantung dari siapa target anda. Ini waktu yang terbaik untuk membuat tweet agar mendapatkan jumlah klik terbanyak, berdasarkan Buffer:
Waktu yang optimal untuk tweet

Belum ada penelitian spesifik untuk Indonesia, tapi minimal ini bisa kita gunakan sebagai acuan.
Untuk Facebook, anda bisa lihat langsung dari Page yang anda miliki.
Seperti contoh ini untuk Page PanduanIM di Facebook:

Waktu terbaik untuk post Facebook
Dari gambar di atas, ternyata follower PanduanIM paling banyak online di jam 9 malam. Karena itu waktu terbaik untuk membuat post sekitar 0-2 jam sebelumnya.
Sekali lagi, angka ini berbeda-beda tergantung demografinya.
Karena itu, sebaiknya periksa sendiri waktu optimal posting anda.

3. Buat jadwal rutin untuk social media

Social media marketing bukan pekerjaan sekali jalan, tapi berkelanjutan.
Tak peduli seberapa pun bagusnya konten anda, kalau hanya dilakukan sekali-sekali tidak akan pernah berhasil. Para follower akan lupa dengan anda.
Satu lagi…
…social media marketing bukan hanya membuat konten.
Ada pekerjaan lain yang HARUS dilakukan, ini beberapa di antaranya:
  • Berinteraksi dengan follower dan influencer
  • Perencanaan konten
  • Analisa statistik dan goal
  • Perencanaan dan eksperimen
Untuk mempermudah prosesnya, silahkan ikuti tugas harian, mingguan, dan bulanan ini:

Tugas harian:

  1. Membalas mention, pesan, dan komentar yang masuk
  2. Melakukan monitor kata kunci
  3. Menerbitkan/menjadwalkan konten baru
  4. Mencari bahan untuk konten baru
  5. Mencari orang yang punya banyak follower (influencer)
  6. Berinteraksi dengan influencer
  7. Berinteraksi dengan follower
  8. Membuat gambar untuk konten
  9. Membuat konten untuk komunitas

Tugas mingguan:

  1. Analisa konten dalam seminggu terakhir
  2. Analisa peningkatan dan penurunan yang terjadi
  3. Analisa terhadap goal dan sasaran yang sudah ditentukan
  4. Analisa hashtag
  5. Mengadakan event (webinar, Twitter chat, dll.)
  6. Mencari komunitas baru
  7. Optimasi website untuk social media

Tugas bulanan:

  1. Memeriksa goal yang sudah dibuat
  2. Membuat goal baru
  3. Merencanakan eksperimen baru untuk sebulan depan
  4. Update foto profil, deskripsi, bio
  5. Melakukan penyesuaian terhadap frekuensi dan jadwal posting
BeSmart


-Semoga Bermanfaat-

Kawan... Maafkan Aku


DR
Dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya. Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tapi dengan tanpa berkata-kata, dia menulis di atas pasir
"HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU".

Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk mandi. Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu
"HARI INI, SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU".

Orang yang menolong dan menampar sahabatnya, bertanya, “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di batu?” Temannya sambil tersenyum menjawab, “Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut. Dan bila sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin.” 


Begitu mudahnya kita memutuskan sebuah pertemanan ‘hanya’ karena sakit hati atas sebuah perbuatan atau perkataan yang menurut kita keterlaluan hingga menyakiti hati kita. Sebuah sakit hati lebih perkasa untuk merusak dibanding begitu banyak kebaikan untuk menjaga.

Mungkin ini memang bagian dari sifat buruk diri kita. Ketika sakit hati yang paling penting adalah melihat apakah memang orang yang menyakiti hati kita itu tidak kita sakiti terlebih dahulu. Bukankah sudah menjadi kewajaran sifat orang untuk membalas dendam? Maka sungguh sangat bisa jadi kita telah melukai hatinya terlebih dahulu dan dia menginginkan sakit yang sama seperti yang dia rasakan. Bisa jadi juga sakit hati kita karena kesalahan kita sendiri yang salah dalam menafsirkan perkataan atau perbuatan teman kita. Bisa jadi kita tersinggung oleh perkataan sahabat kita yang dimaksudkannya sebagai gurauan.
-Semoga Bermanfaat-

Aku Sudah Tua

DR
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-H6Kvs_9Fd8603oPMYn8jJy765lJu4JBdXrGmNKaiZueumPvFajzZqHYgJtQMqR6GxGS09P0udTeKg3ILEan7xXKAJqB0NJ1msjeyYIv_ohrWCMeCC7PURvdl1zI55LLlkOsn8ieeDz4/s1600/rawat.jpg

Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula....
Mengertilah.... bersabarlah sedikit terhadap aku…… 


Ketika pakaianku terciprat sup.... ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarimu.


Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku. 


Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.


Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi? 


Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku.
Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap “mengapa” darimu.


Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku.
Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil. 


Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau di samping mendengarkan, aku sudah sangat puas.


Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka. 
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.


Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu. 


Hormati Ayah dan Ibumu sebelum mereka meninggalkan anda dengan kedukaan yang mendalam

اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْم

BeSmart



-Semoga Bisa Mengingatkan Kita-

2016-08-10

Berhijablah Wanita...!!

DR - Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai hijab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau? Di kampus tempat saya seharian disana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata saya terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQi_UIIpNipfX9tUantGwjto0Rt6mEsqwAvSnbdmKmPOMwzwuJ02KvngiXS71HP_dPZ7nWuU_GfWOqbq2yA5CCBOo5B7rVb3eJ-UplSQIws3OxNL_XCM3OE2qfXHC5LNJ-bTbHw1WoitA/s1600/BASHAER+OTHMAN3.jpg
Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas “Tank Top”, noleh ke kiri pemandangan “Pinggul terbuka”, menghindar kekanan ada sajian “Celana ketat plus You Can See”, balik ke belakang dihadang oleh “Dada menantang!” Astaghfirullah… kemana lagi mata ini harus memandang?

Kalau saya berbicara nafsu, jelas sekali saya suka. Kurang merangsang itu! Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran “ngeres” dan hatipun menjadi keras.

Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki untuk memakai aset berharga yang mereka punya.




Baca Juga:

Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdas
ar kata dasarnya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi, lebih… dan lebih lagi. Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? Yaitu anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan!

Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda menjawabnya “lelaki” bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki dijaman sekarang ini.

Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan anda menawarkan penampilan seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi saya harus menahan penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya? tapi saya sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkan nanti? sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.

Allah berfirman:

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya”, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang biasa terlihat….” – (QS. An-Nuur:30-31).

Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini.

Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak bisa pertanggung jawabkan nantinya.

Jadi tak salah juga bukan? kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian.

Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi anda para wanita apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami sampai kami tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemadangan yang anda tayangkan?

Jadi berhijablah… Karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, cantik, mempersona dan tentunya sejuk dimata. Jadilah wanita yang menjaga aurat karena itu menjaga pandangan lelaki karena Saling Menjaga itu lebih baik daripada saling menyalahkan

-Semoga Bermanfaat-