2016-08-04

25 Cara Mendidik Anak Secara Islami Sesuai Dengan Ajaran Rasulullah SAW

DR
Dalam agama Islam telah diatur segala sesuatu, baik yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat. Begitu juga dalam hal mendidik anak-anak, semuanya sudah diatur dalam Islam menurut Al Qur’an dan Hadits Nabi.

Sebagai orang tua yang taat kepada Allah SWT dan juga Rasulullah SAW, sudah seharusnya mendidik secara islam dan ajaran Rasul.

Kegagalan mendidik anak, sangat memungkinkan berefek hingga ia berusia dewasa dan berkelakuan tidak sesuai ajaran syariat Islam. Nah, kegagalan tersebut tidak bisa sepenuhnya bisa menyalahkan si anak sendiri, apalagi menyalahkan yang lain (akibat pergaulan). Jika seorang anak mendapat didikan yang baik secara islam mulai dari sejak baru lahir Insya Allah anak tersebut akan menjadi anak yang shaleh atau shalehah hingga dewasa nanti.

Orang tua merupakan kunci paling utama agar seorang anak bisa Shaleh atau Shalehah. Pembentukan karakter yang kuat sedini mungkin sangat penting. Menanam akhlak-akhlak baik, mengajarkan keimanan kepada anak, dan hal lainnya, orang tualah yang bisa memulainya. Bagaimana jika seorang anak lahir tanpa Ayah, Ibunya yang mendidiknya. Bagaimana saat kecil Ibunya meninggal, ahli waris yang mendidiknya.

Artikel ini bukan hanya bertujuan kepada mereka atau Anda yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Bagi Anda merupakan ahli waris seorang anak, juga harus mengetahui bagaimana cara mendidik anak secara islami dan mengikuti ajaran Rasulullah SAW.




Dalam pembahasan cara mendidik anak secara Islami dan ajaran Rasulullah SAW, penulis membagi kedalam 4 poin besar, yaitu :
1.Mendidik Anak Tentang Tauhid
2.Mendidik Anak Untuk Mengenal Ibadah (Shalat)
3.Hak-Hak Anak berkaitan dengan syariat Islam
4.Mengajari Anak Tentang Ibadah yang Wajib dan Sunnah atau amalan lainnya.
Dari keempat poin tersebut penulis menjabarkan satu persatu. Keseluruhannya Anda akan membaca 25 poin tentang cara mendidik anak secara syariat islam dan Rasulullah SAW. Berikut ulasannya :

Mendidik Anak Tentang Tauhid
Paling utama dan utama ialah mendidik anak tentang tauhid. Mengenal Allah SWT dan Keislaman harus dipupuk sedini mungkin. Rasulullah SAW bersabda : “Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah”.
Dan dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman, juz 6, hal. 398 dari Ibn abbas)
Ada dua tahapan mendidiki anak secara ilmu tauhid.
1.Tahapan pertama ; Pada anak berusia 3 tahun sudah diajarkan mengucapkan kalimat tauhid “Laila Ha Illallah” (Tiada Tuhan Selain Allah) sebanyak tujuh kali.

2.Tahapan kedua: Memasuki usia anak 3 tahun 7 bulan sudah bisa mengajarkan “Muhammad Rasulullah” (Muhammad Rasul Allah). Disarikan dalam kitab Al Mali.

Mendidik Anak Untuk Mengenal Ibadah (Shalat)
Disarikan dalam kitab Al Mali, Imam Ash Shiddig Ra menerangkan cara mendidik anak mengenal tentang Shalat :

3.Saat usia anak memasuki usia 5 tahun dan sudah memahami arah dengan baik. Orang tua sudah bisa menanyakan arah kanan dan kiri. Kemudian secara perlahan ajarkan kemana arah Shalat (Kiblat). Dan mulailah mengajak anak untuk Shalat.

4.Saat usia sudah 7 tahun, anak sudah bisa diajak membasuh muka dan kedua telapak tangan. Dan secara halus meminta anak untuk shalat.

5.Memasuki usia 9 tahun, sepenuhnya anak sudah bisa diajarkan tata cara wudhu dengan benar dan melakukan shalat lima waktu. Pada usia ini sudah bisa menerapkan hukuman sesuai syariat Islam bila anak tidak melakukan Shalat.

Hak-Hak Anak berkaitan dengan syariat Islam
Ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua secara agama baik kewajiban dan mengikuti syariat Islam.

6.Berikan nama Anak sesuai nama Islam

7.Diakikahkan. (Anak perempuan satu ekor kambing dan anak laki-laki dua ekor kambing). Dan dipotong rambutnya, alangkah baiknya dilakukan setelah anak lahir pada hari ketujuh.

8.Sebagai orang tua, anak harus mendapatkan didikan Islam mulai dari lahir, mengajari hal-hal lain seperti membaca, mengaji, menulis.

9.Anak berhak mendapatkan warisan yang halal dari kedua orang tuanya. Jika tidak mempunyai harta warisan harta benda. Ilmu agama Islam yang baik dan bermanfaat sangat besar nilainya dari pada yang lain.


Mengajari Anak Tentang Ibadah yang Wajib dan Sunnah atau amalan lainnya.

10.Memasuki usia akil baligh (Bagi lelaki sudah mulai bermimpi dan perempuan sudah datang haidh) anak sudah bisa diberitahukan kewajiban Shalat, Kewajiban Puasa pada saat Ramadhan. Selain itu, anak sudah bisa meminta kepada anak untuk membaca Al Qur’an, mencari llmu, menghormati orang tua, bersikap sopan santun terhadap yang lebih tua, saudara kandungnya, dan teman-temannya.

11.Sebaiknya selalu menyediakan banyak buku tentang agama atau kisah islam di rumah sebagai bahan bacaan Anak.



12.Memberikan perhatian mengenai kondisi rumah tangga dengan cermat dan berusaha mengenal teman-teman anak Anda.



13.Apabila anak melalukan perbuatan dilarang dalam agama (perbuatan tercela) seperti berbohong. Berikan nasehat untuk anak. Dan halangilah perbuatan tersebut. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW : “Jika Rasulullah mendapatkan ada salah seorang dari anggota keluarga beliau yang berdusta maka beliau akan terus melawan sikap tersebut hingga dia (orang itu) bertaubat.” (HR. Ahmad)



14.Sebagai Orang tua Anda harus menyempatkan waktu untuk bertanya kepada anak Anda tentang keadaan di sekolah mereka. Apa yang diajarkan para guru, apakah sesuai prinsip ajaran Islam. Jika tidak, sebaiknya Anda memberikan pemahaman Islam yang benar kepada Anak Anda.



15.Mengajarkan anak untuk hidup kesederhanaan, tidak berlebihan dalam memintakan sesuatu yang tidak bermanfaat. Ceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang hidupnya dalam kesederhanaan.



16.Selalu tanyakan kepada anak-anak Anda kemana uang yang Anda berikan apa membeli jajan, atau membeli sesuatu seperti buku. Yang penting kebutuhannya tersebut harus sesuai dan bisa digunanakan, tidak merugikan dirinya sendiri.



17.Sayangi anak-anak seperti Rasulullah menyanyangi anak-anak dan cucu Beliau. Ciumlah anak dengan penuh kelembutan menandakan kasih sayang Anda. . Rasulullah sendiri mencium Hasan bin Ali. Suatu ketika Al Aqra’ bin Habis At-Tamimi duduk-duduk bersama Rasulullah. Dia (Al Aqra’) bertanya: “Apakah kalian mencium anak-anak kalian? Aku memiliki sepuluh orang anak, akan tetapi aku tidak pernah mencium satu pun dari mereka.” Rasulullah memandang Al Aqra’ dan bersabda: “Siapa saja yang tidak menyayangi (orang lain) maka dia tidak akan disayangi.”



18.Ajarkan kepada anak-anak untuk terbiasa menabung supaya terbiasa menyisihkan harta benda mereka hingga dewasa. Dan bisa digunakan untuk kepentingan pribadi dan kepentingan di jalan Allah SWT (seperti bersedakah, membantu yang membutuhkan, dan lain-lain).



19.Sebagai orang tua, hati-hatilah dalam mendidik Anak. Berlakulah adil terhadap anak-anak Anda. Jangan jadikan posisi Anda sebagai bos besar dalam rumah tangga. Anak-anak berhak mendapatkan lebih dari Anda. Sebagai orang tua, Anda akan dimintakan pertanggung jawaban oleh Allah SWT di hari akhir nanti. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menanyakan kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya, apakah dia menjaga ataukah menyia-nyiakannya. Sampai-sampai seorang laki-laki pun akan ditanyakan tentang (kepemimpinannya) atas keluarganya.”



20.Selalu tunjukkan hal-hal yang baik dan positif kepada anak-anak. Dan Anda menjadi suri tauladan mereka hingga dewasa.

21.Sebagai orang tua, Anda harus selalu senantiasa siaga 24 jam terkait kesehatan anak-anak Anda. Sampai saat mereka sudah bisa mengurus diri sendiri nantinya (sudah dewasa).

22.Mendoakan kebaikan untukanak-anak Anda agar tumbuh menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Tidak ada hijab (pembatas) antara kedua orang tua dan anak begitu juga sebaliknya.

23.Jauhkan anak-anak dari hiasan dunia yang tidak baik. Sebagai gantinya sejak kecil perdengarkan ayat-ayat suci Al Qur,an dan berikan buku-buku atau majalah yang menceritakan kisah-kisah Nabi dan Rasul, kisah islami, dan lainnya dalam hal mendidik anak untuk menjauhi hal-hal yang tidak baik dan tercela. 



24.Bila anak mendapat permasalahan pada saat memasuki usia sekolah. Alangkah sangat baik mengajaknya untuk menceritakan permasalahan apa yang dialaminya. Jangan pernah sama sekali memarahi atau membentak anak-anak Anda.

25.Mulai sejak lahir sampai akil baligh bermainlah dengan anak-anak Anda. Jika Anda terlalu sibuk karena pekerjaan, sempatkan beberapa saat untuk bercengkrama dengan anak Anda. Beberapa sahabat berkata: “Kami pergi bersama Rasulullah. Beliau mengundang kami untuk makan. Saat itu Husain terlihat sedang bermain di jalanan. Rasulullah lantas bergegas berdiri di hadapan orang-orang (kami) dan membentangkan kedua tangan beliau. Anak itu (Hasan) kemudian berlari ke sana dan kemari. Beliau membuat Hasan tertawa-tawa hingga akhirnya beliau meraih tangan Husain. Belialu lalu meletakkan salah satu tangan beliau pada bagian dagu Husain, sedangkan tangan beliau yang lain pada bagian tengkuk kepalanya.”

Anak merupakan titipan Allah SWT untuk dijaga dan diperlakukan sebaik-baiknya. Jika seorang anak meninggal pada saat masih belum akil baligh, ia akan menjadi syafaat bagi kedua orang tuanya pada hari akhir (hari penghisaban). Anak akan menanyakan kedua orang tuanya sebelum masuk kedalam Surga. Dengan izin Allah SWT masuklah orang tuanya bersama anak kedalam surga. Tentu orang tua yang beriman kepada Allah SWT.

Masya Allah, sungguh kenikmatan yang besar jika mendidik anak secara Islam dan ajaran Rasulullah yang berikan untuk kita semua. Allah Maha Besar memberikan semua kenikmatan baik di Dunia dan di akhirat nanti.
Setelah membaca ulasan diatas, secara perlahan Anda sudah bisa menerapkan  (mendidik) anak-anak Anda. Bagi yang sudah menerapkannya pertahankan hal demikian. Nantinya pada saat mereka sudah dewasa dan memiliki keluarga sendiri (memiliki keturunan), sudah bisa menerapkan seperti apa yang dicontohkan oleh kedua orangtuanya.
BE SMART

-Semoga Bermanfaat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar