Dalam
agama Islam telah diatur segala sesuatu, baik yang berkaitan dengan dunia maupun
akhirat. Begitu juga dalam hal mendidik anak-anak, semuanya sudah diatur dalam
Islam menurut Al Qur’an dan Hadits Nabi.
Sebagai
orang tua yang taat kepada Allah SWT dan juga Rasulullah SAW, sudah seharusnya
mendidik secara islam dan ajaran Rasul.
Kegagalan
mendidik anak, sangat memungkinkan berefek hingga ia berusia dewasa dan
berkelakuan tidak sesuai ajaran syariat Islam. Nah, kegagalan tersebut tidak
bisa sepenuhnya bisa menyalahkan si anak sendiri, apalagi menyalahkan yang lain
(akibat pergaulan). Jika seorang anak mendapat didikan yang baik secara islam
mulai dari sejak baru lahir Insya Allah anak tersebut akan menjadi anak yang
shaleh atau shalehah hingga dewasa nanti.
Orang
tua merupakan kunci paling utama agar seorang anak bisa Shaleh atau Shalehah.
Pembentukan karakter yang kuat sedini mungkin sangat penting. Menanam
akhlak-akhlak baik, mengajarkan keimanan kepada anak, dan hal lainnya, orang
tualah yang bisa memulainya. Bagaimana jika seorang anak lahir tanpa Ayah,
Ibunya yang mendidiknya. Bagaimana saat kecil Ibunya meninggal, ahli waris yang
mendidiknya.
Artikel
ini bukan hanya bertujuan kepada mereka atau Anda yang sudah berkeluarga dan
mempunyai anak. Bagi Anda merupakan ahli waris seorang anak, juga harus
mengetahui bagaimana cara mendidik anak secara islami dan mengikuti ajaran
Rasulullah SAW.
Dalam
pembahasan cara mendidik anak secara Islami dan ajaran Rasulullah SAW, penulis
membagi kedalam 4 poin besar, yaitu :
1.Mendidik
Anak Tentang Tauhid
2.Mendidik
Anak Untuk Mengenal Ibadah (Shalat)
3.Hak-Hak
Anak berkaitan dengan syariat Islam
4.Mengajari
Anak Tentang Ibadah yang Wajib dan Sunnah atau amalan lainnya.
Dari
keempat poin tersebut penulis menjabarkan satu persatu. Keseluruhannya Anda
akan membaca 25 poin tentang cara mendidik anak secara syariat islam dan
Rasulullah SAW. Berikut ulasannya :
Mendidik Anak Tentang Tauhid
Paling
utama dan utama ialah mendidik anak tentang tauhid. Mengenal Allah SWT dan
Keislaman harus dipupuk sedini mungkin. Rasulullah SAW bersabda : “Bukalah
lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Dan
saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah”.
Dan
dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya barangsiapa awal
dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu
tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul
Iman, juz 6, hal. 398 dari Ibn abbas)
Ada dua tahapan mendidiki anak secara
ilmu tauhid.
1.Tahapan
pertama ; Pada anak berusia 3 tahun sudah diajarkan mengucapkan kalimat tauhid “Laila
Ha Illallah” (Tiada Tuhan Selain Allah) sebanyak tujuh kali.
2.Tahapan
kedua: Memasuki usia anak 3 tahun 7 bulan sudah bisa mengajarkan “Muhammad
Rasulullah” (Muhammad Rasul Allah). Disarikan dalam kitab Al Mali.
Mendidik Anak Untuk Mengenal Ibadah
(Shalat)
Disarikan
dalam kitab Al Mali, Imam Ash Shiddig Ra menerangkan cara mendidik anak
mengenal tentang Shalat :
3.Saat
usia anak memasuki usia 5 tahun dan sudah memahami arah dengan baik. Orang tua
sudah bisa menanyakan arah kanan dan kiri. Kemudian secara perlahan ajarkan
kemana arah Shalat (Kiblat). Dan mulailah mengajak anak untuk Shalat.
4.Saat
usia sudah 7 tahun, anak sudah bisa diajak membasuh muka dan kedua telapak
tangan. Dan secara halus meminta anak untuk shalat.
5.Memasuki
usia 9 tahun, sepenuhnya anak sudah bisa diajarkan tata cara wudhu dengan benar
dan melakukan shalat lima waktu. Pada usia ini sudah bisa menerapkan hukuman
sesuai syariat Islam bila anak tidak melakukan Shalat.
Hak-Hak Anak berkaitan dengan syariat
Islam
Ada
beberapa hal yang harus dilakukan orang tua secara agama baik kewajiban dan
mengikuti syariat Islam.
6.Berikan
nama Anak sesuai nama Islam
7.Diakikahkan.
(Anak perempuan satu ekor kambing dan anak laki-laki dua ekor kambing). Dan
dipotong rambutnya, alangkah baiknya dilakukan setelah anak lahir pada hari
ketujuh.
8.Sebagai
orang tua, anak harus mendapatkan didikan Islam mulai dari lahir, mengajari
hal-hal lain seperti membaca, mengaji, menulis.
9.Anak
berhak mendapatkan warisan yang halal dari kedua orang tuanya. Jika tidak
mempunyai harta warisan harta benda. Ilmu agama Islam yang baik dan bermanfaat
sangat besar nilainya dari pada yang lain.
Mengajari Anak Tentang Ibadah yang
Wajib dan Sunnah atau amalan lainnya.
10.Memasuki
usia akil baligh (Bagi lelaki sudah mulai bermimpi dan perempuan sudah datang
haidh) anak sudah bisa diberitahukan kewajiban Shalat, Kewajiban Puasa pada
saat Ramadhan. Selain itu, anak sudah bisa meminta kepada anak untuk membaca Al
Qur’an, mencari llmu, menghormati orang tua, bersikap sopan santun terhadap
yang lebih tua, saudara kandungnya, dan teman-temannya.
11.Sebaiknya selalu menyediakan banyak buku
tentang agama atau kisah islam di rumah sebagai bahan bacaan Anak.
12.Memberikan perhatian mengenai kondisi rumah
tangga dengan cermat dan berusaha mengenal teman-teman anak Anda.
13.Apabila anak melalukan perbuatan dilarang
dalam agama (perbuatan tercela) seperti berbohong. Berikan nasehat untuk anak.
Dan halangilah perbuatan tersebut. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW : “Jika
Rasulullah mendapatkan ada salah seorang dari anggota keluarga beliau yang
berdusta maka beliau akan terus melawan sikap tersebut hingga dia (orang itu)
bertaubat.” (HR. Ahmad)
14.Sebagai Orang tua Anda harus menyempatkan
waktu untuk bertanya kepada anak Anda tentang keadaan di sekolah mereka. Apa
yang diajarkan para guru, apakah sesuai prinsip ajaran Islam. Jika tidak, sebaiknya
Anda memberikan pemahaman Islam yang benar kepada Anak Anda.
15.Mengajarkan anak untuk hidup kesederhanaan,
tidak berlebihan dalam memintakan sesuatu yang tidak bermanfaat. Ceritakan
kisah Nabi Muhammad SAW yang hidupnya dalam kesederhanaan.
16.Selalu tanyakan kepada anak-anak Anda
kemana uang yang Anda berikan apa membeli jajan, atau membeli sesuatu seperti
buku. Yang penting kebutuhannya tersebut harus sesuai dan bisa digunanakan,
tidak merugikan dirinya sendiri.
17.Sayangi anak-anak seperti Rasulullah
menyanyangi anak-anak dan cucu Beliau. Ciumlah anak dengan penuh kelembutan
menandakan kasih sayang Anda. . Rasulullah sendiri mencium Hasan bin Ali. Suatu
ketika Al Aqra’ bin Habis At-Tamimi duduk-duduk bersama Rasulullah. Dia (Al
Aqra’) bertanya: “Apakah kalian mencium anak-anak kalian? Aku memiliki sepuluh
orang anak, akan tetapi aku tidak pernah mencium satu pun dari mereka.”
Rasulullah memandang Al Aqra’ dan bersabda: “Siapa saja yang tidak menyayangi
(orang lain) maka dia tidak akan disayangi.”
18.Ajarkan kepada anak-anak untuk
terbiasa menabung supaya terbiasa menyisihkan harta benda mereka hingga dewasa.
Dan bisa digunakan untuk kepentingan pribadi dan kepentingan di jalan Allah SWT
(seperti bersedakah, membantu yang membutuhkan, dan lain-lain).
19.Sebagai
orang tua, hati-hatilah dalam mendidik Anak. Berlakulah adil terhadap anak-anak
Anda. Jangan jadikan posisi Anda sebagai bos besar dalam rumah tangga.
Anak-anak berhak mendapatkan lebih dari Anda. Sebagai orang tua, Anda akan
dimintakan pertanggung jawaban oleh Allah SWT di hari akhir nanti. Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menanyakan kepada setiap pemimpin tentang
apa yang dipimpinnya, apakah dia menjaga ataukah menyia-nyiakannya.
Sampai-sampai seorang laki-laki pun akan ditanyakan tentang (kepemimpinannya)
atas keluarganya.”
20.Selalu
tunjukkan hal-hal yang baik dan positif kepada anak-anak. Dan Anda menjadi suri
tauladan mereka hingga dewasa.
21.Sebagai
orang tua, Anda harus selalu senantiasa siaga 24 jam terkait kesehatan
anak-anak Anda. Sampai saat mereka sudah bisa mengurus diri sendiri nantinya
(sudah dewasa).
22.Mendoakan
kebaikan untukanak-anak Anda agar tumbuh menjadi anak yang shaleh dan shalehah.
Tidak ada hijab (pembatas) antara kedua orang tua dan anak begitu juga
sebaliknya.
23.Jauhkan anak-anak dari hiasan dunia yang
tidak baik. Sebagai gantinya sejak kecil perdengarkan ayat-ayat suci Al Qur,an
dan berikan buku-buku atau majalah yang menceritakan kisah-kisah Nabi dan
Rasul, kisah islami, dan lainnya dalam hal mendidik anak untuk menjauhi hal-hal
yang tidak baik dan tercela.
24.Bila
anak mendapat permasalahan pada saat memasuki usia sekolah. Alangkah sangat
baik mengajaknya untuk menceritakan permasalahan apa yang dialaminya. Jangan
pernah sama sekali memarahi atau membentak anak-anak Anda.
25.Mulai
sejak lahir sampai akil baligh bermainlah dengan anak-anak Anda. Jika Anda
terlalu sibuk karena pekerjaan, sempatkan beberapa saat untuk bercengkrama
dengan anak Anda. Beberapa sahabat berkata: “Kami pergi bersama Rasulullah.
Beliau mengundang kami untuk makan. Saat itu Husain terlihat sedang bermain di
jalanan. Rasulullah lantas bergegas berdiri di hadapan orang-orang (kami) dan
membentangkan kedua tangan beliau. Anak itu (Hasan) kemudian berlari ke sana
dan kemari. Beliau membuat Hasan tertawa-tawa hingga akhirnya beliau meraih
tangan Husain. Belialu lalu meletakkan salah satu tangan beliau pada bagian
dagu Husain, sedangkan tangan beliau yang lain pada bagian tengkuk kepalanya.”
Anak
merupakan titipan Allah SWT untuk dijaga dan diperlakukan sebaik-baiknya. Jika
seorang anak meninggal pada saat masih belum akil baligh, ia akan menjadi
syafaat bagi kedua orang tuanya pada hari akhir (hari penghisaban). Anak akan
menanyakan kedua orang tuanya sebelum masuk kedalam Surga. Dengan izin Allah
SWT masuklah orang tuanya bersama anak kedalam surga. Tentu orang tua yang
beriman kepada Allah SWT.
Masya
Allah, sungguh kenikmatan yang besar jika mendidik anak secara Islam dan ajaran
Rasulullah yang berikan untuk kita semua. Allah Maha Besar memberikan semua
kenikmatan baik di Dunia dan di akhirat nanti.
Setelah
membaca ulasan diatas, secara perlahan Anda sudah bisa menerapkan (mendidik) anak-anak Anda. Bagi yang sudah
menerapkannya pertahankan hal demikian. Nantinya pada saat mereka sudah dewasa
dan memiliki keluarga sendiri (memiliki keturunan), sudah bisa menerapkan
seperti apa yang dicontohkan oleh kedua orangtuanya.BE SMART
-Semoga Bermanfaat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar