2016-07-18

Pahami Jenis-Jenis Bunga Pinjaman dan Cara Perhitungannya

Download format pdf
(D.R) Mungkin hanya sebagian kecil saja yang tahu hitung-hitungan bunga saat mengambil kredit, entah itu kredit rumah atau kendaraan. Yang sekadar diketahui hanyalah apa jenis bunganya, berapa besaran bunga dan berapa besar angsurannya saja.

 

Padahal alangkah baiknya tahu cara perhitungan kreditnya. Meski besaran suku bunga sama tapi cara perhitungan yang berbeda akan mengakibatkan jumlah angsuran per bulan berbeda pula.
Pengetahuan cara menghitung ini penting mengingat pinjaman uang ke bank 1atau lembaga keuangan selalu dibebani bunga. Tambahan lagi, tipe pinjaman yang dipilih bakal berbeda pula tipe bunganya. Inilah alasan kuat mengapa pentingnya mengenal jenis-jenis bunga biar tak terjerat bunga pinjaman.
Nah, secara umum ada tiga jenis bunga kredit bank yang dikenal dalam pinjaman di bank atau lembaga keuangan. Berikut ini jenis bunga sekaligus contoh perhitungannya.
1. Bunga flat
Contoh nyata ada di brosur penawaran KTA tuh.
Dalam setiap brosur penawaran kredit kendaraan atau kredit tanpa agunan (KTA), seringkali terdapat tabel berisi besaran pinjaman, tenor kredit, dan besaran angsuran. Cek kolom angsuran di mana tiap bulan tertera jumlah angsuran yang selalu sama sampai berakhirnya masa kredit.
Itu bisa menjadi indikasi kredit itu menerapkan suku bunga flat. Jenis bunga ini perhitungannya paling mudah karena tiap bulan angsurannya sama, bunganya sama, cicilan pokoknya sama. Dalam kredit dengan bunga flat, plafon kredit dan besaran bunga akan dihitung secara proporsional sesuai dengan jangka waktu kredit.
Rumus perhitungannya
Bunga perbulan = (P x I x t)/jb
P = pokok pinjaman
I = suku bunga per tahun
t = jumlah tahun jangka waktu kredit
jb = jumlah bulan dalam jangka waktu kredit
Contoh kasus:
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Bunga flat : 5 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Penghitungan bunga : Rp (24.000.000 X 5% X 2) / 24 = Rp 100.000
Dengan begitu, mulai dari angsuran pertama sampai terakhir besarannya adalah Rp 1,1 juta.
2. Bunga efektif
Jenis yang ini ngitungnya dari sisa pokok pinjaman jadi makin hari angsuran makin dikit
Jenis bunga ini juga punya istilah sliding rate. Kredit yang mengaplikasikan bunga efektif ini angsurannya dihitung berdasarkan sisa pokok utang. Alhasil, perhitungan porsi bunga dan pokok dalam angsuran tiap bulan bakal berubah terus meski besaran angsuran per bulannya tetap sama.
Umumnya, sistem bunga efektif ini dikenakan pada kredit jangka panjang seperti KPR atau kredit investasi. Mengapa demikian? Karena jenis bunga efektif ini lebih berguna untuk pinjaman jangka panjang yang tak perlu buru-buru dilunasi di tengah jalan. Pasalnya, beban bunga yang dibayarkan nilainya lebih kecil bila dibandingkan dengan bunga flat.
Kok bisa? Ya itu tadi karena bunga dihitung berdasarkan sisa utang pokok yang belum dibayar sehingga besaran bunga per bulan akan berubah berdasarkan nilai pokok yang terhutang. Besaran bunga yang dibayar tiap bulan akan semakin menciut.
Lantaran besaran bunganya menciut, otomatis angsuran per bulan akan semakin turun dari waktu ke waktu. Pendek kata, besaran angsuran kedua akan lebih kecil dari angsuran pertama. Begitu pun saat bayar angsuran ketiga maka nilainya lebih kecil dari angsuran kedua.
Rumus perhitungannya:
Bunga = SP X i X (30/360)
SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = suku bunga per tahun
30 = jumlah hari sebulan
360 = jumlah hari dalam setahun
Contoh kasus
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Bunga : 10 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Besaran bunga efektif bulan 1
= Rp 24.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari)
= Rp 200.000,00
Angsuran pokok dan bunga bulan 1 = Rp 1.000.000,00 + 200.000,00 = Rp 1.200.000,00
Besaran bunga efektif bulan 2
= Rp 23.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari)
= Rp 191.666,67
Angsuran pokok dan bunga bulan 2 = Rp 1.000.000,00 + 191.666,67 = Rp 1.191.666,67
Di situ terlihat angsuran keduanya nilainya Rp 1.191.666,67 yang lebih kecil dari angsuran pertama sebesar Rp 1,2 juta.
3. Bunga anuitas
Mau sisa pinjaman berkurang tetap saja angsurannya enggak berubah

Jenis bunga satu ini modifikasi dari bunga efektif dengan maksud mempermudah kreditur membayar angsuran tiap bulan karena besarannya sama.
Atau dengan kata lain, bunga anuitas ini membuat angsuran bulanan yang dibayarkan selalu tetap tapi komposisi bunga dan pokok angsuran berubah secara periodik. Angsuran pokok per bulannya bakal membesar tapi di saat bersamaan besaran bunganya per bulan mengecil.
Perhitungan bunga ini membuat porsi bunga di masa awal pinjaman menjadi sangat besar tapi perlahan-lahan porsinya akan mengecil di masa akhir kredit. Satu hal yang perlu diketahui, rumus perhitungannya sama dengan bunga efektif.
Rumus perhitungannya:
Bunga = SP X i X (30/360)
SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = suku bunga per tahun
30 = jumlah hari sebulan
360 = jumlah hari dalam setahun
Contoh kasus
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Bunga : 10 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Besaran bunga anuitas angsuran 1
= Rp 24.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari)
= Rp 200.000,00
Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah
Rp 907.478,00 + 200.000,00 = Rp 1.107.478,00
Besaran bunga anuitas angsuran 2
= Rp 23.092.522,00 x 10% x (30/360)
= Rp 192.438,00
Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2
Rp 915.040,00 + 192.438,00 = Rp 1.107.478,00
Dari situ bisa diperhatikan kalau angsuran yang mesti dibayarkan tiap bulan selalu sama, yakni Rp 1.107.478. Kemudian perhatian di angsuran pokok dan bunganya pada angsuran pertama dan kedua yang besarannya berbeda.
Ada dua jenis bunga berdasarkan sifat perhitungannya:
Bunga tetap (fixed)
Bonusnya kalau suku bunga pasaran naik, enggak bakal ngaruh

Kredit yang menerapkan jenis bunga tetap (fixed) ini menandakan selama masa kredit maka besaran bunga yang diterapkan tak akan berubah. Biasanya disebutkan dengan jelas dalam perjanjian kredit di mana besarnya bunga yang harus dibayar selama jangka waktu tertentu selalu sama.
Dengan demikian, bila saat perjanjian kredit yang disepakati bersama menyebutkan suku bunga yang ditetapkan adalah 14%, maka sampai masa kredit berakhir besaran bunga yang dikenakan selalu 14%.
Kelebihan dari pengenaan suku bunga ini adalah kalau suku bunga pasaran mengalami kenaikan. Meski ada perubahan suku bunga pasar, tapi hal itu tak mempengaruhi besaran bunga kredit yang sedang dijalani.
Tapi ada kerugiannya di mana kalau suku bunga pasaran turun yang bahkan besarannya sampai drastis. Kondisi ini membuat nasabah menderita kerugian karena suku bunga yang dibebankan terbilang besar dari yang ada di pasaran.
Contoh cara menghitung suku bunga tetap dihitung dengan menggunakan sisa pokok pinjaman (sliding rate)
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Bunga : 14 %/tahun
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Bulan 1
Bunga = 14% X Rp 24.000.000/12 X 1 = Rp 280.000
Pokok pinjaman = Rp 24.000.000/24 = Rp 1.000.000
Angsuran bulan 1 = Rp 1.000.000 + Rp 280.000 = Rp 1.280.000
Bulan 2
Sisa pokok pinjaman = Rp 24.000.000 – Rp 1.280.000 = Rp 22.270.000
Bunga = 14% X Rp 22.270.000/12 x 1 = Rp 259.816
Angsuran bulan 2 = Rp 1.000.000 + Rp 259.816 = Rp 1.259.816
Begitu terus sampai angsuran habis sesuai tenor kredit.
4. Bunga mengambang (floating)
Bank bakal langsung sesuaikan besaran bunga sesuai mekanisme pasar

Jenis bunga ini berkebalikan dengan bunga tetap. Sesuai dengan istilahnya, mengambang (floating), maka penerapan bunganya mengikuti dinamika naik turun suku bunga pasar.
Bila suku bunga di pasaran turun maka bunga kredit ikutan turun. Sebaliknya, bila suku bunga pasar naik maka bunga kredit bakal mengikutinya.
Sistem bunga ini seringkali diterapkan untuk kredit pemilikan rumah (KPR), modal kerja, usaha, maupun kredit jangka panjang lainnya.
Jamakkan mendapat promo kredit rumah dari sebuah bank yang menawarkan penggunaan kombinasi dua jenis bunga. Misalnya promosi suku bunga hanya 7% fixed dua tahun lalu tahun ketiga berdasarkan suku bunga pasar.
Contoh kasus saja jika asumsi tingkat suku bunga sebagai berikut:
Suku bunga bulan 1-4 14%
Suku bunga bulan 5-8 16%
Dengan menggunakan floating rate, pokok pinjaman tetap sama. Yang beda adalah perhitungan suku bunganya sebagai berikut:
Pokok pinjaman : Rp 24.000.000
Jangka waktu kredit : 24 bulan
Bulan 1
Bunga = 14% X Rp 24.000.000/12 X 1 = Rp 280.000
Pokok pinjaman = Rp 24.000.000/24 = = Rp 1.000.000
Angsuran bulan 1 = Rp 1.000.000 + Rp 280.000 = Rp 1.280.000
Bulan 5
Bunga = 16% X Rp 24.000.000/12 X1 = Rp 320.000
Angsuran bulan 5 = Rp 1.000.000 + Rp 320.000 = Rp 1.320.000
Begitu seterusnya di mana besaran angsuran tergantung dari naik turun suku bunga.
Bikin simulasi dan kenali dulu jenis bunga sebelum minjem ke bank

Ketika sudah tahu cara perhitungannya maka bisa mendapat gambaran kewajiban angsuran yang mesti dipenuhi selama masa kredit. Dengan demikian, metode perhitungan bunga ini menjadi poin yang wajib ditanyakan sejak awal saat pengajuan kredit.
Kalau mau lebih yakin lagi sama perhitungan bunga, tak ada salahnya meminta kepada bank untuk membuatkan simulasi angsuran. Di situ akan terlihat dengan jelas rincian angsuran dari awal sampai lunas.

-Semoga Bermanfaat-

2 komentar:

  1. bisa di dowload artikelnya, terima kasih, om.. :D

    BalasHapus
  2. Halo,
    Ini untuk memberi tahu masyarakat bahwa Nyonya Charity White, pemberi pinjaman swasta memiliki kesempatan finansial untuk semua orang yang membutuhkan bantuan keuangan, membayar tagihan, untuk berinvestasi dalam bisnis baru atau untuk meningkatkan bisnis Anda. Kami memberikan pinjaman dengan bunga sebesar 2% kepada perusahaan dan perorangan. Ini tidak memerlukan banyak dokumen, juga syarat dan ketentuan yang jelas dan peka. Hubungi kami via e-mail: (charitywhitefinancialfirm@gmail.com) Kami akan memberikan layanan terbaik kami.

    BalasHapus