21.
"Untuk menempuh jarak seribu li tanpa takut, tempuhlah
jalan yang tak berpenghuni."
22.
"Untuk menyerang dan pasti merebutnya, seranglah dimana
mereka tidak bertahan."
23.
"Untuk bertahan dan pasti tetap teguh, bertahanlah dimana
mereka pasti menyerang."
24.
"Demikianlah kalau seseorang terampil menyerang, musuh tidak
tahu dimana ia harus bertahan. Kalau seseorang terampil bertahan, musuh tidak tahu
dimana ia harus menyerang."
25.
"Jenderal yang terampil akan membentuk lawannya, sementara ia
sendiri tanpa bentuk."
26.
"Siapkan dibagian depan, maka yang belakang lemah. Siapkan dibagian kiri, maka yang kanan lemah. Dimana-mana siap, dimana-mana
lemah"
27.
"Tak ada yang lebih sulit daripada menyiapkan pasukan"
28.
"Gesit seperti angin. Lamban seperti hutan. Menyerbu dan menjarah seperti api. Tak bergerak seperti
gunung. Sulit dikenal
seperti yin. Bergerak
seperti guntur."
29.
"Ketika menjarah desa, bagikanlah pada orang banyak. Ketika memperluas wilayah, bagilah keuntungannya. Timbanglah itu dan bertindaklah."
30. "Karena mereka
tak dapat mendengar satu sama lain, mereka membuat genderang dan lonceng. Karena mereka tak
dapat saling melihat, mereka membuat
bendera serta spanduk."
31. "Dalam
pertempuran di siang hari, gunakanlah lebih banyak bendera dan spanduk. Dalam pertempuran di
malam hari, gunakanlah
lebih banyak genderang dan lonceng. Gendera dan lonceng, bendera dan spanduk adalah alat seseorang menyatukan telinga dan mata
orang-orangnya."
32. "Begitu pasukan
disatukan dengan erat, yang berani
tidak berkesempatan maju sendirian, yang pengecut tidak berkesempatan mundur sendirian. Inilah metode
menggunakan pasukan dalam jumlah besar."
33. "Bagi seorang
jenderal ada lima bahaya: Bertekad mati, ia bisa tewas. Bertekad
hidup, ia bisa
tertangkap. Cepat marah, ia bisa
dihasut. Murni dan
jujur, ia bisa
dipermalukan. Mengasihi
orang banyak, ia bisa dibuat
jengkel. Kelimanya
adalah bencana dalam militer."
34. "Gunakan
keteraturan untuk menantikan kekacauan. Gunakan ketenangan
untuk menantikan kebisingian. Inilah yang dimaksud dengan mengatur hati dan pikiran."
35. "Gunakan yang
dekat untuk menunggu yang jauh. Gunakan yang santai untuk menunggu yang bekerja keras. Gunakan yang
kenyang untuk menunggu yang lapar. Inilah yang dimaksud dengan mengatur kekuatan."
36. "Jangan bertempur
dengan pasukan yang teratur. Jangan memukul formasi-formasi yang kuat. Inilah yang dimaksud
dengan mengatur perubahan."
37. "Jangan hadapi
mereka ketika mereka berada di bukit yang tinggi. Jangan melawan mereka
sementara mereka membelakangi gundukan. Jangan mengejar mereka
ketika mereka berpura-pura kalah. Berikan jalan keluar bagi prajurit-prajurit yang dikepung. Jangan
menghalangi prajurit yang mau pulang."
38. "Di tanah
terbuka, janganlah
berkemah. Di tanah
persimpangan, bergabunglah
dengan para sekutu. Ditanah
penyeberangan, jangan
berlama-lama. Ditanah
tertutup, susunlah
strategi. Ditanah
kematian, bertempurlah
sampai."
39. "Ada jalan-jalan
yang hendaknya tidak ditempuh. Ada pasukan-pasukan yang hendaknya tidak digempur. Ada kota-kota
yang hendaknya tidak diserang. Ada tanah-tanah yang hendaknya tidak diperubutkan. Ada
perintah-perintah yang berdaulat yang hendaknya tidak diterima."
40. "Kalau menurut
Tao pertempuran ada kemenangan yang pasti, sementara sang raja melarang
bertempur, jelas
seseorang tetap bisa bertempur. Kalau menurut Tao Pertempuran tak ada kemenangan, sementara sang
raja menyuruh bertempur, seseorang tidak boleh bertempur."
41. "Rencana-rencana
orang bijak pasti mencakup keuntungan dan bahaya. Mencakup keuntungan, sehingga
pelayanannya dapat dipecayai. Mencakup bahaya,sehinggga kesulitan dapat diatasi."
42. "Tujuan mereka
hendaknya mengambil segala yang di kolong langit dalam kondisi utuh lewat
keunggulan strategis."
43. "Buatlah jalan
mereka memutar dan pancinglah mereka dengan keuntungan."
44. "Memenangkan
pertempuran dan merebut lahan dan kota, tetapi gagal
mengonsolidasikan kemenangan; sama saja dengan buang-buang waktu dan sumber daya"
45. "Ketika serangan
elang meremukkan tubuh mangsanya, itu adalah berkat waktunya (timing). Waktu adalah
serupa dengan ditariknya pelatuk"
46. "Jangan ulangi
cara-cara meraih kemenangan."
47. "Komandan yang
handal dalam perang meningkatkan pengaruh moral dan patuh kepada hukum serta
peraturan. Demikianlah ia
berkuasa mengendalikan sukses"
48. "Adalah urusan
seorang jenderal untuk tidak banyak bicara, sehingga lebih dapat
menyimak"
49. "Komandan yang
baik akan mencari kebajikan dan berusaha mendisplinkan diri sesuai dengan
hukum, agar dapat
mengendalikan keberhasilannya."
50. "Sang pemenang
adalah mereka yang tahu menggunakan strategi langsung dan strategi tidak
langsung."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar