2016-07-02

STRATEGI PERANG SUN TZU (part 2)

Format .pdf
(D.R) Kelanjutan Strategi Perang Sun Tzu (part 1)
21.        "Untuk menempuh jarak seribu li tanpa takut, tempuhlah jalan yang tak berpenghuni."
22.        "Untuk menyerang dan pasti merebutnya, seranglah dimana mereka tidak bertahan."
23.        "Untuk bertahan dan pasti tetap teguh, bertahanlah dimana mereka pasti menyerang."
24.        "Demikianlah kalau seseorang terampil menyerang, musuh tidak tahu dimana ia harus bertahan. Kalau seseorang terampil bertahan, musuh tidak tahu dimana ia harus menyerang."
25.        "Jenderal yang terampil akan membentuk lawannya, sementara ia sendiri tanpa bentuk."
26.        "Siapkan dibagian depan, maka yang belakang lemah. Siapkan dibagian kiri, maka yang kanan lemah. Dimana-mana siap, dimana-mana lemah"
27.        "Tak ada yang lebih sulit daripada menyiapkan pasukan"
28.        "Gesit seperti angin. Lamban seperti hutan. Menyerbu dan menjarah seperti api. Tak bergerak seperti gunung. Sulit dikenal seperti yin. Bergerak seperti guntur."
29.        "Ketika menjarah desa, bagikanlah pada orang banyak. Ketika memperluas wilayah, bagilah keuntungannya. Timbanglah itu dan bertindaklah."
30.    "Karena mereka tak dapat mendengar satu sama lain, mereka membuat genderang dan lonceng. Karena mereka tak dapat saling melihat, mereka membuat bendera serta spanduk."
31.    "Dalam pertempuran di siang hari, gunakanlah lebih banyak bendera dan spanduk. Dalam pertempuran di malam hari, gunakanlah lebih banyak genderang dan lonceng. Gendera dan lonceng, bendera dan spanduk adalah alat seseorang menyatukan telinga dan mata orang-orangnya."
32.    "Begitu pasukan disatukan dengan erat, yang berani tidak berkesempatan maju sendirian, yang pengecut tidak berkesempatan mundur sendirian. Inilah metode menggunakan pasukan dalam jumlah besar."
33.    "Bagi seorang jenderal ada lima bahaya: Bertekad mati, ia bisa tewas. Bertekad hidup, ia bisa tertangkap. Cepat marah, ia bisa dihasut. Murni dan jujur, ia bisa dipermalukan. Mengasihi orang banyak, ia bisa dibuat jengkel. Kelimanya adalah bencana dalam militer."
34.    "Gunakan keteraturan untuk menantikan kekacauan. Gunakan ketenangan untuk menantikan kebisingian. Inilah yang dimaksud dengan mengatur hati dan pikiran."
35.    "Gunakan yang dekat untuk menunggu yang jauh. Gunakan yang santai untuk menunggu yang bekerja keras. Gunakan yang kenyang untuk menunggu yang lapar. Inilah yang dimaksud dengan mengatur kekuatan."
36.    "Jangan bertempur dengan pasukan yang teratur. Jangan memukul formasi-formasi yang kuat. Inilah yang dimaksud dengan mengatur perubahan."
37.    "Jangan hadapi mereka ketika mereka berada di bukit yang tinggi. Jangan melawan mereka sementara mereka membelakangi gundukan. Jangan mengejar mereka ketika mereka berpura-pura kalah. Berikan jalan keluar bagi prajurit-prajurit yang dikepung. Jangan menghalangi prajurit yang mau pulang."
38.    "Di tanah terbuka, janganlah berkemah. Di tanah persimpangan, bergabunglah dengan para sekutu. Ditanah penyeberangan, jangan berlama-lama. Ditanah tertutup, susunlah strategi. Ditanah kematian, bertempurlah sampai."
39.    "Ada jalan-jalan yang hendaknya tidak ditempuh. Ada pasukan-pasukan yang hendaknya tidak digempur. Ada kota-kota yang hendaknya tidak diserang. Ada tanah-tanah yang hendaknya tidak diperubutkan. Ada perintah-perintah yang berdaulat yang hendaknya tidak diterima."
40.    "Kalau menurut Tao pertempuran ada kemenangan yang pasti, sementara sang raja melarang bertempur, jelas seseorang tetap bisa bertempur. Kalau menurut Tao Pertempuran tak ada kemenangan, sementara sang raja menyuruh bertempur, seseorang tidak boleh bertempur."
41.    "Rencana-rencana orang bijak pasti mencakup keuntungan dan bahaya. Mencakup keuntungan, sehingga pelayanannya dapat dipecayai. Mencakup bahaya,sehinggga kesulitan dapat diatasi."
42.    "Tujuan mereka hendaknya mengambil segala yang di kolong langit dalam kondisi utuh lewat keunggulan strategis."
43.    "Buatlah jalan mereka memutar dan pancinglah mereka dengan keuntungan."
44.    "Memenangkan pertempuran dan merebut lahan dan kota, tetapi gagal mengonsolidasikan kemenangan; sama saja dengan buang-buang waktu dan sumber daya"
45.    "Ketika serangan elang meremukkan tubuh mangsanya, itu adalah berkat waktunya (timing). Waktu adalah serupa dengan ditariknya pelatuk"
46.    "Jangan ulangi cara-cara meraih kemenangan."
47.    "Komandan yang handal dalam perang meningkatkan pengaruh moral dan patuh kepada hukum serta peraturan. Demikianlah ia berkuasa mengendalikan sukses"
48.    "Adalah urusan seorang jenderal untuk tidak banyak bicara, sehingga lebih dapat menyimak"
49.    "Komandan yang baik akan mencari kebajikan dan berusaha mendisplinkan diri sesuai dengan hukum, agar dapat mengendalikan keberhasilannya."
50.    "Sang pemenang adalah mereka yang tahu menggunakan strategi langsung dan strategi tidak langsung."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar